UNIKAMA – Program Kerja (Proker) tahunan yang diadakan oleh Fakultas Hukum (FH) dan SMFH (Senat Mahasiswa Fakultas Hukum) Unikama (Universitas Kanjuruhan Malang) kali ini sangatlah menarik. Kegiatan kuliah Umum kali ini memberikan pemahaman akan pemilu dan hak konstitusi. Dengan mendatangkan Ketua Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Alim Mustofa dan Amri Fransiskus Gultom, M.Phil Dosen Unikama selaku pemateri.
Selaku Dekan FH Dr. Suciati, SH., M.Hum menerangkan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan untuk mahasiswa Prodi (Program Studi) Hukum dan PPKn.
“Dalam kegiatan ini mahasiswa akan dijelaskan tentang peran Bawaslu yang ada di Kota Malang. Sehingga mahasiswa bisa tahu tentang praktik dan tugas Bawaslu,” ungkapnya.
Kuliah Umum yang diikuti oleh 260 mahasiswa ini merupakan embrio daripada kerjasama Unikama dengan Bawaslu.
“Mulai tahun 2020 akan ada kerjasama Unikama dengan Bawaslu Kota Malang, bentuknya seperti sekolah pemilu (pemilihan umum) yang dilakukan setiap 1 minggu dengan 2 atau 3 kali pertemuan. Bawaslu tidak memungut biaya sepeserpun, karena tugas Bawaslu salah satunya merupakan menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi,” tambahnya.
Ia berharap, setelah kegiatan ini mahasiswa bisa mengetahui tentang apa itu pemilu atau pilkada (pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah). Mereka bisa ikut terlibat untuk membantu dan praktik langsung. Mahasiswa diharapkan juga bisa terjun ke dalam masyarakat.
Tak hanya itu, mahasiswa juga harus tahu bagaimana mengatasi permasalahan yang terjadi saat pemilu maupun pilkada. Tahapan-tahapan yang dilakukan dan teknis pengamanan file-file seperti apa.
Sementara itu, Anindya Bidasari, SH.,M.Kn Prodi Hukum selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Hukum menerangkan bahwa kegiatan ini juga mengedukasi mahasiswa untuk berfikir kritis.
“Untuk menanggapi pemilu yang sedang ramai, kami berharap setelah adanya kegiatan ini mahasiswa bisa berfikiran kritis. Jika kita ada dua atau tiga kandidat presiden, mereka tidak perlu untuk memihak salah satu. Mahasiswa harus tahu tentang visi dan misi calon pemimpin, nantinya hal inilah yang menjadi dasar untuk memilih pemimpin,” paparnya.
Wanita berhijab ini juga mengharapkan agar masyarakat terutama mahasiswa bisa bersikap netral. Indonesia akan lebih baik jika masyarakatnya bersatu, jangan karena pemilu Indonesia terpecah belah.